Pengaruh Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan
Motivasi
Kinerja Karyawan - Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dewasa ini
yang disadari dengan terciptanya mesin dan peralatan canggih, serta munculnya
inovasi-inovasi kerja. Perusahaan memerlukan seorang manajer yang mampu
menumbuhkan suatu motivasi kerja kepada karyawan guna mencapai hasil yang telah
ditetapkan.
Tujuan
perusahaan pada umumnya adalah mencapai keuntungan dan berusaha untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang. Untuk dapat mencapai
tujun tersebut maka perusahaan melaksanakan kegiatannya dalam menggunakan
faktor produksi yaitu alam, modal, skill, teknologi, ketrampilan tenaga kerja
dan lain-lain. Salah satu faktor yang paling penting adalah tenaga kerja,
karena teknologi yang sempurna bila tidak didukung oleh sumber daya alam yang
berkualitas, maka perusahaan tidak akan mampu berjalan dengan baik. Sebagai
pendorong sumber daya manusia untuk bekerja adalah motivasi, dalam kehidupannya
manusia melakukan bermacam-macam aktivitas dan salah satunya adalah perilaku
manusia itu sendiri. Perilaku manusia sekarang hanyalah cermin yang paling
sederhana dari motivasi dasar mereka, sejalan dengan tujuan perusahaan maka
antaramotivasi dan permintaan perusahaan harus saling mendukung.
Motivasi
secara sederhana dapat dirumuskan sebagai kondisi ataupun tindakan yang
mendorong seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan semaksimal
mungkin karyawan untuk berbuat dan berproduksi. Peranan motivasi adalah untuk
mengintensifkan hasrat dan keinginan tersebut, oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa usaha peningkatan semangat kerja seseorang akan selalu
terkait dengan usaha memotivasinya sehingga untuk mengadakan motivasi yang baik
perlu mengetahui kebutuhan-kebutuhan manusia. McClelland (dalam Robbins, 1995:
87) memusatkan pada tiga kebutuhan manusia yaitu:
1.
Kebutuhan prestasi, tercermin pada keinginan karyawan mengambil tugas yang
dapat di pertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatanperbuatannya;
2. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini
ditunjukkan adanya keinginan untuk bekerjasama, senang bergaul, berusaha
mendapatkan persetujuan dari orang lain, melaksanakan tugas-tugasnya secara
lebih efektif bila bekerja dengan orang-orang lain dalam suasana kerjasama; dan
3. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini
tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang-orang lain.
Seorang
karyawan mungkin melaksanakan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik
dan ada yang tidak tujuan perusahaan dapat tercapai bila karyawan dapat
melaksanakan tugas dengan baik, tetapi bila tidak maka pimpinan perusahaan
perlu mengetahui penyebabnya. Biasanya penurunan semangat dapat terjadi karena
kurang disiplin yang disebabkan oleh turunnya motivasi karyawan tersebut untuk
itu pimpinan perusahaan harus dapat memberikan suatu motivasi kepada
karyawannya sekaligus memberikan kepuasaan kerja terhadap karyawan sehingga
dapat memberikan gairah kerja karyawan. Untuk dapat mengembangkan dan memberdayakan
Sumberdaya Manusia, diperlukan motivasi kerja dan kepuasan kerja karyawan.
Menurut
Armstrong (1998: 97) menyatakan bahwa seorang karyawan yang tidak puas atas
pekerjaannya dapat dimotivasi bekerja lebih baik lagi untuk memperbaiki
dirinya.
Maka
dengan adanya motivasi tinggi dan kepuasan kerja yang baik tercermin dari rasa
tanggung jawab dan gairah kerja yang menciptakan suatu keinginan untuk bekerja
dan memberikan sesuatu yang terbaik untuk pekerjaannya. Pentingnya motivasi dan
kepuasan kerja menuntut pimpinan perusahaan untuk peka terhadap kepentingan
karyawan. Pimpinan perusahaan melakukan pedekatan tidak hanya terhadap karyawan
tetapi juga terhadap keluarga dan lingkungannya sehingga perusahaan tahu apa
yang menyebabkan karyawan termotivasi dalam bekerja.
Motivasi
yang tepat dan baik dapat meningkatkan dan menumbuhkan semangat kerja karyawan
dan kepuasan kerja karyawan, dan akan menambah semangat kerja karyawan dalam
bekerja karena dengan adanya gaji atau upah yang sesuai bagi karyawan maka
dengan demikian akan tercapai kinerja karyawan yang tinggi. Jadi dapat
disimpulkan bahwa motivasi dan kepuasan kerja merupakan faktor penentu dalam
mencapai kinerja karyawan. Diharapkan dengan adanya motivasi dan kepuasan kerja
dapat mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan.
Banyak
orang beranggapan bahwa kepuasan kerja karyawan lebih banyak ditemukan dengan
tingginya tingkat upah dan aspek finansial lainnya. Hal ini merupakan anggapan
yang kurang benar sebab masih banyak factor lainnya yang mempengaruhi tingkat
kepuasaan kerja hal ini dibuktikan bahwa hubungan antar karyawan maupun antara
pimpinan dan bawahan sangat menentukan tingkat kepuasaan kerja.
Kepuasaan
kerja merupakan keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
dengan para karyawan memandang pekerjaan mereka. Peningkatan kepuasan kerja
merupakan salah satu segi dari keefektifan perusahaan, keefektifan dalam suatu
organisasi atau dalam perusaahan dapat dicapai melalui kelancaran proses
komunikasi antar pihak dalam perusaahaan yang pada akhirnya memperlancar
perusahaan tersebut.
Selain
itu juga kepuasaan kerja karyawan dipengaruhi oleh promosi, menurut Flippo
(dalam Siagian, 2002: 95) Promosi adalah kesempatan bagi karyawan untuk maju,
mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dan biasanya disertai dengan gaji yang
lebih besar atau lebih tinggi. Dengan demikian dapat dikatan bahwa promosi
jabatan berhubungan erat dengan kepuasan kerja karyawan.
Menurut
As’ad (1995: 104) pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda
sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya.
Ini
disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu. Semakin banyak
aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut,
maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya, dan sebaliknya.
Sumber
: http://duniabaca.com/pengaruh-motivasi-dan-kepuasan-kerja-terhadap-kinerja-karyawan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar