Jumat, 28 Juni 2013

Fenomena Mudik di Indonesia


Mungkin kata mudik sudah tidak asing lagi warga Negara Indonesia. Mudik dapat diartikan dengan “kembali ketempat asal”, “kembali ke tanah ke lahiran” atau “kembali kekampung halaman”. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa, Mudik boleh dikatakan sebuah tradisi yang mutlak harus dilaksanakan. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua.

Mudik diambil dari kata "udik" yang berati kampung atau jauh dari kota. entah sejak kapan tradisi mudik pulang kampung di indonesia dimulai. Namun menurut budayawan Jacob Soemardjo, mudik merupakan tradisi primordial masyarakat petani Jawa yang sudah mengenal tradisi ini jauh sebelum berdiri Kerajaan Majapahit untuk membersihkan pemakaman dan doa bersama kepada dewa-dewa di kahyangan untuk memohon keselamatan kampung halamannya yang rutin dilakukan sekali dalam setahun. Kebiasaan membersihkan dan berdoa bersama dipemakaman sanak saudara sewaktu pulang kampung sampai saat masih banyak ditemukan di daerah-daerah di Indonesia, terlebih pada saat hari-harri raya keagamaan.

Budaya mudik adalah suatu nilai sosial positif bagi masyarakat Indonesia, karena dengan mudik berarti masyarakat masih menjunjung nilai silaturahmi antara keluarga. Acara mudik khususnya menjelang lebaran bukan hanya menjadi milik umat muslim yang akan merayakan idul fitri bersama keluarga, namun telah menjadi milik "masyarakat indonesia" seluruhnya. karena pada dasarnya bersilaturahmi adalah hakikat dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. karena manusia sebagai makhluk sosial tidak akan dapat hidup tanpa orang lain, meskipun manusia adalah juga makhluk individu yang berhak menetukan tujuan hidupnya sendiri.

Orang-orang yang bekerja jauh dengan keluarganya di kota besar sering merasa ada yang kurang dalam hidupnya dan ‘kekurangan sesuatu’ ini dapat ditemukan kembali pada waktu mereka pulang kampung. Oleh karena itu mudik Lebaran, selain menjadi tradisi tahunan, juga memiliki efek perbaikan hidup atau terapi untuk rasa kehilangan bagi mereka yang hidup jauh dari orang tua dan keluarga.
Mudik juga berfungsi sebagai jaringan informasi tentang lowongan atau kesempatan kerja di kota besar meskipun hal ini menyebabkan masalah. Penduduk di kota besar bertambah setiap tahunnya ketika para pemudik kembali ke kota dengan membawa saudara atau kerabatnya ke kota. Cerita tentang kesuksesan hidup di kota membuat saudara, anggota keluarga, dan bahkan teman terpengaruh untuk meninggalkan keluarga dan desanya dan mengadu nasib di kota besar, dengan harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.



Sumber : kumpulan gadis foto dan munjalindra.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar