KONFLIK
DALAM ORGANISASI DAN SUMBER KONFLIK TERSEBUT
KONFLIK Kata ‘Konflik’ itu berasal
dari bahasa Latin ‘Confligo’, yang terdiri dari dua kata, yakni ‘con’,
yang berarti bersama-sama dan ‘fligo’, yang berarti pemogokan,
penghancuran atau peremukan. Kata ini diserap oleh bahasa Inggris (dalam,
Webster, 1974 : 213), menjadi ‘Conflict’ yang berarti a
fight, struggle, a controversy, a quarrel, active opposition, hostility(pertarungan,
perebutan kekuasaan, persengketaan, perselisihan, perlawanan yang aktif,
permusuhan). Casell Concise English Dictionary (1989),
mendefinisikan konflik sebagai a fight, a collision; a struggle, a
contest; opposotion of interest, opinions or purposes; mental strife,
agony. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta,
1976 : 519), kata "konflik" berarti "pertentangan" atau
"percekcokan". Konflik atau pertentangan bisa terjadi pada diri
seseorang (konflik internal) ataupun di dalam kalangan yang lebih luas. Dalam
organisasi istilahnya menjadi "konflik organisasi" (organizational
conflict).
Para
ahli memberikan definisi yang berbeda tentang konflik organisasi, sesuai dengan
sudut tinjauan masing-masing.Berikut beberapa definisi konflik :
1. Sebagai Proses,
Robbins (1994 : 451) menyebut konflik as a process in which an effort
is purposely made by A to offset the efforts of B by some form of blocking that
will result in frustrating B in attaining his or her goals or furthering his or
her interests.
2. Sebagai Pertentangan,
pengertian DuBrin (1984 : 346), mengacu pada pertentangan antar individu,
kelompok atau organisasi yang dapat meningkatkan ketegangan sebagai akibat yang
saling menghalangi dalam pencapaian tujuan.
3. Sebagai Perilaku,
Tjosfold (dalam Champoux, 1996 : 295), memandang Konflik dalam organisasi
sebagai perilaku yg berlawanan dan bertentangan.
4. Sebagai Hubungan,
Martinez dan Fule (2000 : 274) menyatakan konflik adalah suatu hubungan yang
terjadi antara dua orang, kelompok, organisasi maupun golongan.
5. Sebagai Situasi,
Nelson dan Quick (1997 : 178) melihat konflik sebagai suatu situasi dimana
tujuan, sikap, emosi dan tingkah laku yang bertentangan menimbulkan oposisi dan
sengketa antara dua kelompok atau lebih.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari
berbagai pendapat di atas, ialah bahwa konflik adalah suatu proses yang
bermula dari konflik laten (terpendam). Jika tidak diselesaikan akan berkembang
dan membahayakan organisasi. Kemudian, Konflik juga adalah suatu perilaku
beroposisi. Artinya, orang yang terlibat konflik akan melakukan hal-hal yang
menentang atau menghalangi usaha lawan. Terakhir, Konflik adalah suatu
hubungan yang selalu terjadi pada setiap manusia selama dia melakukan hubungan.
Ada suatu kesepakatan, bahwa konflik
dilatarbelakangi oleh adanya ketidakcocokan atau perbedaan dalam hal nilai,
tujuan, status, dan budaya. Secara rinci, konflik organisasi adalah
situasi dimana terjadi pertentangan atau ketidaksesuaian antara dua orang
(paling sedikit), atau dua pihak sehingga hubungan terganggu.
SUMBER
KONFLIK
Sumber konflik dalam organisasi dapat
ditelusuri melalui Konflik dalam diri individu (intrapersonal conflict),
Konflik antarindividu (Interpersonal conflict), Konflik antarkelompok
(Intergroup conflict), ataupun Konflik antar individu dengan kelompok. Faktor-faktor
yang menyebabkan sebuah konflik:
• faktor komunikasi (communication factors)
• faktor struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or organization structure)
• faktor yang bersifat personal. (personal factors)
• faktor lingkungan (environmental factors)
• faktor struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or organization structure)
• faktor yang bersifat personal. (personal factors)
• faktor lingkungan (environmental factors)
1. Konflik ini bisa berasal dari dalam
diri. penyebab dari dalam bisa bersumber dari sifat-sifat atau ciri-ciri
kepribadian dari orang yang bersangkutan. Hal ini terjadi karena seseorang
diperhadapkan pada dua tujuan atau karena harus membuat keputusan untuk memilih
alternative yang terbaik.
2. Konflik yang bersumber dari luar.
Misalnya, tuntutan lingkungan kerja yang baru, kehilangan kebebasan pribadi,
erosi kontak wajah, terus-menerus dipaksa mempelajari keterampilan kerja baru
karena tuntutan pekerjaan, dan terlewatkan dalam promosi jabatan.
3. Konflik yang disebabkan oleh
pembagian sumber daya (resource interdependence). Antarunit kerja bersaing
karena untuk mendapatkan sumber daya yang lebih (personil, dana, material,
peralatan, ruangan, fasilitas computer dan lainnya).
4. Deskripsi tugas yang tidak jelas.
Ini akan mengakibatkan konflik karena tidak ada guide lines dan policies yang
jelas, akan membuat kelompok lainnya tersinggung karena dilangkahi.
5. Perbedaan kekuasaan dan status. Biasanya
terjadi karena suatu departemen merasa lebih penting atau memiliki rasa over
value ketimbang departemen lainnya. Departemen yang lainnya pasti akan merasa
dilecehkan.
6. Perbedaan sistem imbalan dan
intensif yang diatur per-unit, bukan berdasarkan tujuan organisasi.
7. Faktor birokratik, dimana pegawai
lini memiliki wewenang dalam proses pengambilan keputusan sementara staf lebih
pada memberikan rekomendasi atau saran. Sering pegawai lini merasa lebih
penting, sementara staf merasa lebih ahli. Ujung-ujungnya konflik.
8.sistem komunikasi dan informasi yang
terganggu. Kadang, terjadi misunderstanding di kalangan pelaku organisasi
karena informasi yang diterima kurang jelas atau bertentangan dengan tujuan
yang sebenarnya.
MEMAHAMI
KONFLIK DALAM ORGANISASI
Konflik
merupakan bagian dari setiap organisasi yang tak terelakkan atau tak bisa
dihindari. Hal ini disebabkan oleh kompleksnya sifat manusia (human nature),
kompleksnya hubungan antarmanusia (human
relationship) dan
kompleksnya struktur organisasi (organizational
structures). Konflik itu bisa saja diredam, namun tidak bisa
dihilangkan. Hal yang bijak bagi seorang Manajer adalah : mengidentifikasi dan
memahami konflik, belajar menghadapi, berusaha mengelola serta menyelesaikan
konflik. Bila konflik dikelola secara
konstruktif bisa menelorkan pembelajaran (learning), pertumbuhan (growth), perubahan (change), dan hubungan-hubungan (relationships). Namun
bila tidak dikelola dengan baik, bakal menjadi pengganggu pelaksanaan kegiatan
organisasi.
PANDANGAN
TENTANG KONFLIK
Terdapat perbedaan pandangan terhadap peran konflik dalam
kelompok atau organisasi. Ada yang berpendapat bahwa konflik harus dihindari
atau dihilangkan, sebab jika dibiarkan akan merugikan organisasi. Pendapat lain
mengatakan bahwa jika konflik dikelola sedemikian rupa, maka konflik itu akan
membawa keuntungan bagi kelompok atau organisasi. Inilah yang disebut sebagai the conflict paradox, dimana di satu sisi konflik
dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, sementara banyak kelompok atau
organisasi malah berupaya meminimalisir konflik.
Daftar Pusaka
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar